In the previous posting I talked about “What do you want?” If you
are a mother, like me, this is one of compulsory daily question to my children
especially when my kids are having their tantrum. During this instance the
children will not be able to tell me what they want but they do value the attention that I am giving
them which may lead to the tantrum getting longer instead of subsiding (OK…OK,
I know... raising children is another important and interesting topic that I
may address later this year).
Have you ever asked you close friend or your partner “What do they value” instead? Most of the time, I usually assume that
it is almost similar only to discover it is NOT when we get into disagreements
or arguments.
Today’s
topic is a bit academic and to make sure that everyone is on the same page,
today we will play a game where I’ll be “TEACHER” and you’ll be my “STUDENT”.
So, please bear with me…
First
I need to define “VALUES” - Macmillan British online dictionary (http://www.macmillandictionary.com/dictionary/british/value)
describes VALUES as the principles and beliefs that
influence the behavior and way of life of a particular group or community.
Many research has been conducted on values and for this entry I am
using Shalom
H. Schwartz, “An Overview of Basic Human Value” (http://segr-did2.fmag.unict.it/Allegati/convegno%207-8-10-05/Schwartzpaper.pdf)
article as the base of our discussion. Schwartz described values as
beliefs that are tied inextricably to emotion (not objective, cold ideas), a motivational construct defining the desirable goals people strive to attain, abstract
goals that transcend specific actions and situations, serve as
standard or criteria for selection or evaluation of actions, policies, people, and events and are
ordered by importance relative to one another. People’s values form an ordered system of value priorities that make them a
unique individual.
Schwartz Values Theory (http://essedunet.nsd.uib.no/cms/topics/1/1/)
identify and group the values into 10 headings as listed below:
- Self-Direction. Independent thought and action; choosing, creating , exploring.
- Stimulation. Excitement, novelty, and challenge in life.
- Hedonism. Pleasure and sensuous gratification for oneself.
- Achievement. Personal success through demonstrating competence according to social standards.
- Power. Social status and prestige, control or dominance over people and resources.
- Security. Safety, harmony, and stability of society, of relationships, and of self.
- Conformity. Restraint of actions, inclinations, and impulses likely to upset or harm others and violate social expectations or norms.
- Tradition. Respect, commitment, and acceptance of the customs and ideas that traditional culture or religion provide the self.
- Benevolence. Preserving and enhancing the welfare of those with whom one is in frequent personal contact (the ‘in-group’).
- Universalism. Understanding, appreciation, tolerance, and protection for the welfare of all people and for nature.
Actions in pursuit of any value have psychological, practical, and social consequences that
may conflict or may be congruent with the
pursuit of other values and I think I have
experienced it all.
For example, the pursuit of achievement values may conflict
with the pursuit of benevolence values - seeking success for self is likely to
obstruct actions aimed at enhancing the welfare of
others who need one's help. This is a classic predicament
for most married woman in Malaysia – “Should I forego my promotion for the sake
of my family?”
When I was single, promotion was very desirable, as the pursuit of achievement values is compatible with the pursuit of power
values - seeking personal success for oneself is
likely to strengthen and to be strengthened by actions aimed at enhancing one's own social position and authority over others. Even though I am married at the time, I am driven enough to even
sacrifice conformity and tradition to get the promotion by accepting a long
term work assignment in Europe.
Another example: The
pursuit of novelty and change (stimulation values) is likely
to undermine preservation of time-honoured customs
(tradition values). When I accepted the oversea
posting that does not include my husband, I risked my marriage but I met my
need to travel, experience new place and learn different culture. In contrast, the pursuit
of tradition values is congruent with the pursuit
of conformity values: Both motivate actions of submission to external
expectations. When I decided to continue
my study and to change my career to be a counselor instead, I am conforming to
the typical vocation of a Malay housewife and allow me to be better muslim, In
sya Allah.
Many people experienced conflict between their values on daily
basis – torn between pursuing openness to change values or conservation values. They also
experience conflict between pursuing self-transcendence
or self-enhancement values. Conflicts between specific
individual values (e.g., power vs. universalism,
tradition vs. hedonism) are also quite
common.
I found this quote while I was researching on today’s entry
and I feel that it fits the essence of the topic.
“The secret to life is not to have everything you want, but to want
everything you have.”
It is interesting and thought provoking is that the quote
does not stop us from coming up with the 5 inch folder of our “want” list but
it remind us that we may not get everything listed. It is also asking us to
focus on the more important but usually forgotten part of being grateful for
everything that is already given to us.
In summary, in addition to knowing what you want, I feel it
is best to include Peter Drucker’s (http://www.druckerinstitute.com/link/about-peter-drucker/)
favorite question - “What do you want to
be remembered for?”
Tugas Sukar
Untuk Memilih Diantara Kesemua Nilai Kita
Dalam posting sebelum ini, aku telah bercerita tentang
impian dan apa yang kamu mahukan? Jika anda seorang ibu, seperti aku, ini
adalah salah satu soalan wajib setiap hari buat anak-anakku terutamanya ketika
mereka mengamuk atau meluahkan kemarahan mereka. Semasa kejadian itu sedang berlaku,
mereka tidak mampu untuk memberikan jawapannya tetapi mereka tahu berapa bernilainya
perhatian yang aku berikan kepada mereka sehingga ia menjadi penggalak untuk mereka mengamuk lebih
lama bukannya meredakankan amarah mereka (OK…OK, aku tahu ... topik membesarkan
anak-anak adalah satu topik yang penting dan menarik yang mungkin aku tangani kemudian
hari.)
Pernahkah anda bertanya kepada teman atau pasangan anda selain
daripada apa yang mereka inginkan "Apakah yang amat bernilai bagi mereka?"
Selalunya aku menganggap bahawa mereka sama denganku hanya untuk mendapati ia TIDAK apabila kami
bercanggah pendapat ataupun terus bergaduh.
Perbincangan hari ini adalah agak akedemik, jadi untuk
memastikan bahawa semua orang berada di tahap pemahaman yang sama kita akan
berlakon dimana hari ini aku akan menjadi "CIKGU" dan anda akan
menjadi "MURID" saya. Jom kita belakon…
Yang pertama, kita perlu memahami makna "NILAI" itu sendiri – kamus secara talian Dewan Bahasa dan Pustaka British (http://www.macmillandictionary.com/dictionary/british/value)
menerangkan bahawa “NILAI” adala
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang mempengaruhi tingkah laku dan cara hidup
sesuatu golongan atau masyarakat.
Banyak penyelidikan telah dijalankan berkenaan nilai dan untuk tujuan entri ini saya merujuk kepada artikel ke "Gambaran Keseluruhan Asas Nilai
Manusia" (http://segr-did2.fmag.unict.it/Allegati/convegno%207-8-10-05/Schwartzpaper.pdf) sebagai landasan
untuk perbincangan hari ini. Schwartz menerangkan bahawa nilai-nilai adalah
asas kepercayaan dan terikat rapat dengan emosi (bukan objektif beku yang
kejang), yang membina motivasi untuk mengejar matlamat abstrak yang lebih
tinggi, bertindak sebagai standard atau kriteria pemilihan bagi menilai sesuatu
tindakan, dasar, manusia, dan acara dan disusun mengikut kepentingan yang relatif diantara satu sama
lain. Bagi seorang manusia, nilai yang dipegang membentuk sistem yang mengawal
kepentingan dirinya dan inilah menjadikan setiap individu itu unik.
Teori Nilai Schwarz (http://essedunet.nsd.uib.no/cms/topics/1/1/)
mengenal pasti dan mengumpulkan senarai nilai-nilai ke dalam 10 tajuk utama
seperti di bawah:
- Halatuju Diri. Bebas berfikir dan bertindak apabila memilih, mencipta, meneroka
- Rangsangan. Keterujaan, sesuatu yang baru dan cabaran kehidupan
- Hedonisma. Keseronokan dan kepuasan sensasi deria
- Pencapaian. Kejayaan peribadi melalui penampilan kecekapan setara dengan piawaian sosial
- Kuasa. Status sosial dan prestij, pengaruh atau penguasaan keatas sumber dan aset lain
- Kesejahteraan. Keselamatan, keharmonian dan kestabilan masyarakat, perhubungan silaturrahim, dan diri sendiri
- Pematuhan. Mengawal diri daripada mengambil tindakan, kecenderungan, dan impuls yang mungkin menyebabkan kemarahan atau kemudaratan orang lain serta melanggar jangkaan sosial atau norma kehidupan
- Tradisi. Hormat, komitmen, dan menerima pemberian budaya dan adat resam serta agama
- Ihsan. Memelihara dan meningkatkan kebajikan mereka yang rapat dengan kita dan selalu berjumpa ('kumpulan dalaman')
- Universalisme. Memahami, menghargai, toleransi, dan menjaga kebajikan orang ramai dan alam semula jadi.
Tindakan mengejar setiap nilai mempunyai kesan psikologi,
praktikal, dan sosial yang mungkin bercanggah atau selari dengan nilai-nilai yang lain dan aku rasa aku
telah mengalami semuanya. Sebagai contoh, mengejar nilai-nilai pencapaian
mungkin bercanggah dengan mengejar nilai-nilai kebajikan - mencari kejayaan
untuk diri sendiri mungkin menghalang tindakan yang bertujuan meningkatkan
kebajikan orang lain yang memerlukan bantuan seseorang. Ini adalah keadaan yang
klasik bagi wanita Melayu yang sudah berkahwin di Malaysia - "Patutkah aku
melepaskan peluang kenaikan pangkat demi kebahgiaan keluarga saya?"
Ketika aku belum berkahwin, mengejar kenaikan pangkat
adalah sangat wajar, kerana memenuhi nilai pencapaianku dan ia sejajar dengan nilai
kuasa – tindakan mencari kejayaan peribadi untuk diri sendiri mungkin dapat
mengukuhkan serta diperkukuhkan oleh tindakan yang meningkatkan kedudukan
sosial dan penguasaan ke atas orang lain. Walaupun aku sudah berkahwin pada
waktu itu , aku menpunyai dorongan yang kuat untuk mengorbankan nilai pematuhan
dan tradisi bagi mendapatkan kenaikan pangkat dan menerima tugasan kerja jangka
panjang di Eropah kerana ia memberiku kedudukan social yang lebih tinggi.
Satu lagi contoh: mengejar sesuatu yang baru dan perubahan
(nilai rangsangan) berkemungkinan menjejaskan pemeliharaan adab dan adat (nilai
tradisi). Apabila saya bersetuju untuk bekerja di luar negara tanpa suami saya
, saya mempertaruhkan perkahwinan saya tetapi saya memenuhi keperluan saya
untuk merantau, menerokai kawasan baru dan mempelajari budaya lain. Perbezaannya,
mengejar nilai tradisi selari dengan mengejar nilai kepatuhan: Kedua-duanya menggalakkan
penyerahan diri kepada faktor luaran. Apabila aku membuat keputusan untuk
meneruskan pengajianku dengan tujuan menukar kerjayaku menjadi seorang kaunselor
ia adalah sebaliknya, aku mematuhi tradisi dengan mempunyai kerjaya yang
bersesuaian dengan seorang suri rumah
Melayu dan ini membolehkan saya berusaha untuk menjadi seorang Islam yang lebih
baik, In Sya Allah.
Ramai orang mengalami konflik nilai setiap hari – berbelah bagi
samada memberi kepentingan kepada nilai keterbukaan kepada perubahan atau nilai
pemuliharaan. Mereka juga mengalami konflik antara memberi kepentingan kepada
menjangkaui keutuhan diri atau peningkatan diri. Konflik antara nilai individu yang khusus (contohnya, kuasa vs
universalisma, tradisi vs hedonisma) juga selalu ditemui.
Ketika aku mencari inspirasi dan menyelidik tajuk yang akan
digunakan hari ini, aku menemui petikan
ayat yang aku rasa amat menepati intipati penulisan hari ini.
"Rahsia
untuk kebahgiaan hidup bukanlah dengan mencapai apa yang anda inginkan tetapi disebaliknya,
dengan menginginkan dan memberi kepentingan kepada apa yang anda telah capai
dan miliki."
Apa yang menarik perhatian dan memprovokasi pemikiran ialah
petikan tersebut tidak menghalang kita dari menyediakan senarai apa yang kita
mahukan memenuhi fail setinggi lima inci yang mungkin tidak berkesampaian
kesemuanya. Disebaliknya ia juga mengingatkan kita untuk memberi tumpuan kepada
perkara yang mungkin lebih penting dan selalu kita terlupa, berterimakasih dan memberi
nilai dan kepentingan kepada apa yang sudah kita miliki.
Sebagai ringkasan, mengetahui apa yang anda inginkan itu
penting. Tetapi yang lebih penting ialah mempunyai jawapan kepada soalan
kegemaran Peter Drucker (http://www.druckerinstitute.com/link/about-peter-drucker/) yang berbunyi, “Bagaimana anda mahu diingati dan dikenang?"


No comments:
Post a Comment